Allah mendengar orang orang yang memujiNya.
Assalamualaikum Wr Wb.
Marilah kita pertama tama panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan kesempatan hidup kepada kita untuk menjalankan ibadah Puasa Ramadhan 2025M / 1446H.
Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillahirabbil alamin.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan Nabi besar Muhammad Saw beserta keluarganya.
Allahumma shalli ala Muhammad, wa ala ali sayyidina Muhammad.
Marilah kita senantiasa terus beristiqamah meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah agar hidup kita berkah, selamat di dunia dan di akhirat dengan menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan Allah.
Allah Swt adalah Tuhan semesta alam yang maha mengetahui dan mendengar para hambaNya dimanapun mereka berada, dan sesungguhnya Allah lebih dekat dari urat nadi manusia. Tidak sehelai pun daun yang jatuh ke bumi tanpa sepengetahuan Allah. Sesungguhnya Allah maha mengetahui dan maha mendengar. Akan tetapi Allah lebih mendengar orang orang yang memujiNya.
Kalimat "Allah mendengar orang orang yang memujiNya atau samiallaahu liman hamidah" terdapat dalam bacaan sholat yang sering kita baca pada setiap shalat saat itidal. Ini bertujuan untuk mengingatkan hambaNya untuk senantiasa memujiNya terutama sebelum memohon doa. Itulah adabnya.
Hal ini semata mata agar Allah Swt memperhatikan permohonan kita, dan merupakan cara yang sopan memohon kepada Allah Swt dengan harap dikabulkannya doa kita. Selain itu juga karena Allah Swt adalah Tuhan yang wajib disembah dan juga dipuji.
Bahkan Allah menganjurkan shalat tambahan yaitu (shalat sunnah) tahajud dan memujiNya di waktu petang agar Allah mengampuni dan menempatkan ke tempat terpuji. Itulah ibadah dan adab yang Allah Swt terangkan.
Kesimpulannya adalah kita tidak bisa serta merta langsung berdoa kepada Allah Swt tanpa memuja (sholat) dan atau memujinya (berdzikir) terlebih dahulu karena Allah cenderung lebih mendengar orang orang yang memujiNya meskipun Allah maha mengetahui atau maha mendengar.
Bagi siapa saja yang ingin masuk surga harus memuja (shalat) dan memuji Allah (dzikir) serta mematuhi ajaranNya karena Allah Swt adalah Tuhannya manusia, Tuhan semesta alam, yang menciptakan kehidupan dan yang membuat aturan hidup. Hal itu tentu untuk kebaikan manusia itu sendiri agar tidak tersesat ke jalan yang salah / menyimpang / dzalim / jahat dalam hidup di dunia, yang tak hanya merugikan dirinya sendiri tapi juga orang lain.
Allah Swt telah menetapkan aturan di dunia ini yaitu bahwa siapa saja yang bertakwa kepada Allah Swt dengan menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya surga adalah balasannya, dan siapa saja yang tidak bertakwa kepada Allah neraka adalah tempatnya. Seburuk buruk tempat untuk kembali.
Surat Al Qashas 28 ayat 83
تِلۡكَ الدَّارُ الۡاٰخِرَةُ نَجۡعَلُهَا لِلَّذِيۡنَ لَا يُرِيۡدُوۡنَ عُلُوًّا فِى الۡاَرۡضِ وَلَا فَسَادًا ؕ وَالۡعَاقِبَةُ لِلۡمُتَّقِيۡنَ
Negeri akhirat itu Kami jadikan bagi orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan tidak berbuat kerusakan di bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu bagi orang-orang yang bertakwa.
Memuji Allah Swt adalah ibadah yang harus dilakukan sebagai ketundukan dan kepatuhan hambaNya, seperti halnya shalat. Wajib hukumnya.
Adapun bacaan pujian kepada Allah adalah Subhanallah (maha suci Allah), Alhamdulillah (segala puji bagi Allah), Allahu Akbar (Allah maha besar), La ilaaha illallah (Tiada Tuhan selain Allah) sebanyak 33x. Selanjutnya diteruskan dengan istighfar memohon ampunan yaitu Astaghfirlaahaladzim (Ampunilah dosa kami).
Ketundukan dan kepatuhan terhadap Allah Swt harus diawali dengan keyakinan percaya akan adanya Allah Swt dan percaya akan kehidupan kebangkitan sesudah mati atau kehidupan kedua atau hari pembalasan yang sering disebut dengan kehidupan akhirat.
Tanpa yakin dan percaya adanya Allah Swt dan kehidupan akhirat, manusia tidak akan tunduk dan patuh menyembahNya apalagi memujiNya serta melaksanakan perintah dan laranganNya.
Akan tetapi Allah Swt memberi jalan kepada manusia agar bisa mempercayai dan meyakini Allah Swt dan kehidupan akhirat (kehidupan setelah kematian) dengan mukjizat yang dibawa oleh para nabi terutama nabi Muhammad Saw. Nabi Muhammad Saw dibekali mukjizat Al Quran yang mana seluruh manusia, Allah tantang untuk membuat semisal Al Quran. Manakah yang benar dan baik, serta bermutu? Al Quran atau semisalnya?
Apabila manusia tidak sanggup membuat semisal Al Quran, manusia diminta tunduk dan patuh kepada Allah Swt Tuhan Semesta Alam.
Itulah mengapa kita harus memuja dan memujiNya. Karena Allah lah yang menciptakan manusia dan Allah tidak membutuhkan sesuatu pun dari manusia, tetapi manusialah yang membutuhkan Allah. Sesungguhnya Allah maha kaya dan terpuji, dan Allah tempat meminta (ridhoNya).
Manusia diperintahkan memuji Allah adalah untuk meninggikan Allah sebagai Tuhannya manusia, sesembahan manusia. Tuhan yang berkuasa terhadap manusia dan alam semesta ini, dan yang menciptakannya. Sudah sepatutnya manusia memujiNya karena manusia dibawah kekuasaanNya. Dan Allah mendengar orang orang yang memujiNya.
Semoga Allah Swt mendengar puji pujian kita dan menempatkan kita ke tempat terpuji.
Sebagai penutup marilah kita berdoa kepada Allah Swt:
Ya Allah, berilah kami kebaikan di dunia dan berilah kami kebahagiaan di akhirat.
Amin, ya rabbal alamin.
Wabilahitaufiq wal hidayah.
Wassalamualsikum wr wb.
Penulis: Raden Yudha Kusuma, SE.
