Burung Perkutut Bertarung

Di lingkungan tempat tinggalku yang sederhana ini masih ada saja hewan liar yang sering mendekati rumah. Kemarin ada ular kobra yang sedang memangsa burung, sekarang ada burung perkutut yang sedang bertarung. Entah persoalannya apa kok sampai bertarung. Mungkin rebutan cewek atau rebutan wilayah teritori kekuasaannya. Perilaku tersebut sebenarnya tidak berbeda jauh dari hewan hewan lainnya. Contohnya seperti kucing. Kucing sebagaimana kita tahu sering bertengkar atau bertarung. Persoalannya kalau nggak rebutan cewek dan makanan, ya sudah pasti bertarung untuk mempertahankan teritorinya. Sama juga seperti manusia. Hik hik. 

Saya tidak perlu pelihara burung perkutut untuk mendengar dengkurannya. Pagi, siang, dan sore burung perkutut ini selalu mendengkur dekat rumahku. Suaranya merdu alami, suara dari alam. Tidak hanya burung perkutut, terkadang burung puyuh, burung kutilang, burung bangau, dan masih banyak lagi. Tak heran waktu kemarin ada burung yang dimakan ular kobra. 


Kalau rebutan makanan, uang, dan kekuasaan itu perilaku manusia banget. Sebenarnya burung atau hewan lainnya bertarung mempertahankan teritorinya adalah juga demi sumber makanannya, dan demi mendapatkan betinanya. Sama juga dengan manusia. 

Perilaku tersebut jika saya generalisasikan adalah perilaku dasar dari semua makhluk hidup yang berkembang biak secara kawin (jantan dan betina atau laki laki dan perempuan). 

Berarti manusia secara perilaku alamiah sama dong dengan hewan? 

Sama sama wedus sebagai rakyatnya, macan ompong sebagai pemimpinnya. He he...

Dalam Al Quran, Allah menjelaskan bahwa semua makhluk yang ada di langit dan di bumi bertasbih memujiNya. Hanya saja kita tidak tahu bagaimana cara mereka bertasbih. Allah hanya menjelaskan bahwa tiap tiap makhluk punya cara bertasbih / ibadahnya sendiri sendiri. 

Kita manusia diberi petunjuk oleh Allah Swt lewat Rasul dari kalangan manusia sendiri untuk bertasbih dan beribadah kepadaNya. Siapa yang mengikuti petunjukNya maka dialah yang benar dan beruntung di akhirat kelak yaitu mendapat surga penuh kenikmatan. Sedangkan yang membangkang terhadap petunjukNya, Allah Swt hukum dengan neraka. Inilah persamaan dan perbedaan antara manusia dan hewan. Hewan tidak dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Swt atas perilaku dan perbuatannya selama di dunia, sedangkan manusia oleh Allah Swt dimintai pertanggungjawaban atas segala perilaku dan perbuatannya di akhirat kelak (hari penghakiman). Petunjuk (Firman) Allah Swt adalah aturannya.

Singa punya aturannya sendiri dalam dunianya. Hyena pun juga memiliki aturannya sendiri. Masing masing hewan punya aturannya sendiri sendiri dalam dunianya. (Kalian harus sering sering lihat National Geographic dan atau Nat Geo Wild). Tapi Allahlah yang menciptakan dan kemudian mengaturnya. Tidak serta merta mereka ada dengan sendirinya dan mengatur dirinya sendiri. 

Nabi Sulaiman dan Allahlah yang bisa mengetahui pembicaraan hewan. Nabi Sulaiman bisa mendengar pembicaraan pemimpin semut yang sedang mengatur barisannya agar tidak terinjak oleh pasukan Nabi Sulaiman. Hewan sama seperti kita juga punya pikiran dan bisa berkomunikasi. Hanya saja kitalah yang tidak tahu isi komunikasi atau pembicaraan hewan hewan. 

Hewan pun juga punya peradaban. Ada burung yang bisa membangun rumahnya sebagai tempat berlindungnya, tempat berkembang biak, dan tempat tinggalnya. Mereka membangun sarang diantara dahan pohon atau membangun sarang yang tergantung. Hanya saja peradaban manusia jauh lebih tinggi dibandingkan hewan. Akan tetapi itu hanya sebagian manusia yang bisa melakukannya, tidak semuanya. Contohnya membuat ponsel. Hanya beberapa orang Cina, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, dll yang bisa membuatnya. Tidak semua manusia. Saya pun juga tidak bisa membuatnya. Itu tentang peradaban. 

Aturan Allah Swt kepada makhluknya adalah untuk mengatur mereka supaya tertib, teratur, aman, damai, sejahtera, dan bahagia. Tujuannya untuk membatasi perilaku yang melampaui batas yang mengikuti hawa nafsunya. Termasuk membuat dan menetapkan aturannya sendiri berdasar hawa nafsunya. Allah Swt memerintahkan manusia untuk mengikuti aturan Allah dan bukan untuk membuat aturan semaunya sendiri. Ayat Al Quran perihal itu akan dilengkapi nanti.

Aturan di Indonesia ini masih mengikuti aturan peninggalan Kolonial Belanda. Bahasa hukumnya masih kolonial banget yaitu bahasa Deutch- Belanda-Jerman. Bahasa tersebut bukan bahasa hukum, tetapi bahasa peninggalan kolonial Belanda. Itu yang harus diperhatikan dan sudah pasti buatan orang Belanda-Jerman.

Dalam dunia hewan, aturan hidupnya tidak tertulis, layaknya hukum adat manusia. Tapi aturan tersebut dipatuhi. Kehidupan hewan ini mulai mencari makan, berburu, teritorinya, mencari pasangan, kawin, perebutan pucuk pimpinan, dan aturannya hampir sama seperti manusia dan hal ini di filmkan oleh produser film dalam bentuk film dokumenter alam sebagai ilmu pengetahuan visual. Film dokumenter alam ini menjadi menu utama channel TV Nat Geo Wild dan National Geographic. 

Meskipun hewan juga adalah makhluk Allah Swt, kita manusia diizinkan untuk mengkonsumsi hewan. Akan tetapi tidak semua hewan diizinkan oleh Allah Swt untuk dikonsumsi, ada beberapa jenis hewan yang dilarang dimakan dikarenakan berbahaya bagi kesehatan. 

Dalam rantai makanan, manusia menempati posisi puncak dalam piramida makanan. Allah Swt ciptakan makhluknya dan menyediakan pula rezki / makanannya. Berbagai jenis hewan sudah punya jenis makanannya sendiri sendiri termasuk manusia. Allah telah takdirkan hewan yang satu menjadi makanan bagi hewan yang lainnya. 

Perilaku hewan pada dasarnya sama dengan manusia yaitu mencari makan, kawin, berkembang biak, bertarung mempertahankan teritori, makanan, betina/wanita. Perihal aktivitas semua tergantung dari struktur fisik atau sistem makhluk tersebut. Tidak mungkin ikan paus bisa beraktivitas berlari kejar kejaran dengan kuda karena ikan paus tidak memiliki kaki. Begitu pula sebaliknya kuda tidak akan bisa berenang dan menyelam di lautan yang luas seperti ikan paus.

Itulah sekilas tentang dunia hewan dan juga manusia. Sama, tapi bedanya adalah setiap perbuatan manusia akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Swt diakhirat kelak nanti, sedangkan hewan tidak. Semoga kita yang percaya / beriman kepada Allah Swt selalu tetap dalam petunjuk (firman)-Nya. Tidak menjadi orang orang yang melampaui batas yaitu berbuat jahat terhadap sesama dan tidak berbuat kerusaksn di muka bumi.