Membiasakan Diri Mengucap Hamdalah Setelah Makan Dengan Cara Memasak Makanan Yang Enak Dan Nikmat. Gambar: Shutterstock.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

(Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang)


Assalamualaikum wr wb (bagi yang muslim)

Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillahirabbilalamiin. 

Segala puji atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepada kita semua. Semuanya patut disyukuri. Apabila kita mencoba menghitung nikmat yang telah Allah berikan, niscaya kita tidak akan mampu menghitungnya.
An Nahl ayat 18

وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَا ۗاِنَّ اللّٰهَ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ 

18. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillahirabbil alamiin.

Segala sesuatu yang telah Allah berikan akan ada nikmat apabila kita tahu cara menggunakannya, mengelolanya, atau bahkan mengolahnya dengan benar. Apapun itu, terutama makanan.

Bahasan pada kali ini mengerucut pada nikmat suatu makanan yang kita makan. Adakah nikmatnya? 

Kita sering makan dan minum berbagai aneka makanan dan minuman. Tapi apakah kita benar benar merasakan nikmatnya? Hanya ada pada makanan yang lezat, nikmat itu ada dan juga ketika kita sedang kelaparan. Hik hik.

Tapi begitulah kenyataannya. Selezat apapun makanan dan minuman kalau kita sudah sangat kenyang, nikmat itu tidak akan ada. Sebaliknya ketika kita kelaparan, makanan apapun akan terasa nikmat saat kita memakannya. 

Dimana letak nikmat yang sebenarnya? Nikmat yang sebenarnya datang ketika kita makan dan minum tidak secara berlebihan, makan dan minum ketika lapar dan haus tapi tidak menunda nunda makan (waktunya makan). Kemudian makan makanan yang enak, lezat, dan nikmat dengan membeli atau memasak sendiri. 

Apabila kita makan dan minum terasa nikmat, mulut kita secara otomatis akan mengucapkan alhamdulillah. Beda ketika kita makan dan minum tapi tidak terasa nikmat, mulut kita tidak akan secara otomatis mengucapkan alhamdulillah. 

Untuk membiasakan diri mengucapkan hamdalah (alhamdulillah), kita harus makan tepat waktu (tidak menunda makan dan minum yang bisa berakibat fatal bagi kesehatan), makan dan minum tidak secara berlebihan, dan makan dan minum yang enak dan lezat serta tidak berbahaya bagi kesehatan.

Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillahirabbilalamiin.

Memasak makan yang enak dan lezat menjadi kunci untuk membiasakan diri mengucap hamdalah. Bagaimana tidak? Jika masakan kita tidak enak, ucapan pertama kali yang keluar dari mulut kita adalah bukan alhamdulillah, tapi justru "keasinan", "pahit", "kurang ini dan kurang itu". Bukankah begitu?

Allah telah sediakan berbagai macam hewan dan tumbuhan untuk makhluknya terutama manusia. Manusia diperintahkan untuk pandai mengelolanya, mengolahnya, dan tidak berbuat kerusakan di muka bumi. 

Manusia bukanlah hewan, yang langsung telan makanan dari alam kecuali buah buahan. Manusia masih harus pandai mengolahnya untuk menjadikan makanan pokok sehari hari. Manusia harus pandai memasak. Memasak bukan hanya sekedar menyiapkan untuk dihidangkan, tapi juga demi kesehatan. Makanan mentah selain tidak bisa dimakan juga tidak baik bagi kesehatan.

Sebagai manusia, pandai memasak itu harus. Kalau mau jadi sapi yang langsung makan rumput, kunyah, lalu telan ya silahkan. Saya tidak mengatakan bahwa manusia lebih baik dari hewan, tapi bisa jadi justru perilaku manusialah yang lebih buruk dari hewan. 

Memasak haruslah benar, jika tidak benar selain rasanya tidak enak juga berbahaya bagi kesehatan. Penentuan bahan makanan dan bumbu yang tepat, takaran bumbu yang pas, kualitas bahan makanan yang bagus, dan proses memasaknya yang benar menjadi kunci sukses untuk menghasilkan makanan yang enak dan lezat. 

Dengan begitu ketika kita makan pada suapan pertama, ucapan pertama yang keluar dari mulut kita adalah alhamdulillah. Bukan keasinan, kurang ini dan itu. Bukankah begitu?

Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillahirabbilalamiin. Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam.

Sekian dakwah kali ini, mudah mudahan membuat kita semangat untuk hidup selalu bersyukur dengan segala karunia, rezeki, dan nikmat yang Allah berikan kepada kita semua dengan selalu mengucap "alhamdulillah".

Wabilahitaufiq wal hidayah, wassalamualaikum wr wb.


Penulis: Raden Yudha Kusuma, SE.