Hukuman Bagi Para Koruptor. Sama Nggak Dengan Maling? Foto: Freepik
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
Assalamualaikum wr wb (bagi muslim).
Tak henti hentinya marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah Swt atas segala limpahan karuniaNya.
Subhanallah, walhamdulillah, walaailaahaillallah, Allahu Akbar.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan nabi Muhammad Saw.
Allahummashalli Alaa Muhammad, Wa alaa alii sayyidina Muhammad.
Dalam artikel ini saya berwasiat kepada diri saya sendiri dan para pembaca, marilah kita senantiasa meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah Swt dengan sebenar benar takwa. Tidak memilah dan memilih yang hanya sekiranya sesuai dengan pemikiran dan kemauannya sendiri.
Ali Imran ayat 102
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
102. Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.
Judul artikel dakwah kali ini adalah Hukuman Bagi Para Koruptor. Sama Nggak Dengan Maling?
Istilah pencurian adalah nama perbuatan kejahatan yang sudah ada sedari dulu. Kini jenis nama pencurian berkembang menjadi korupsi. Hanya saja istilah korupsi lebih kepada merusak/merugikan (mencuri) di organisasi.
Pada hakekatnya tetap sama, yaitu sama sama maling. Kalau korupsi lebih tepatnya mencuri uang di organisasi. Hukumannya sama.
Al Maidah Ayat 38
وَالسَّارِقُ وَالسَّارِقَةُ فَاقْطَعُوْٓا اَيْدِيَهُمَا جَزَاۤءًۢ بِمَا كَسَبَا نَكَالًا مِّنَ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ
38. Adapun orang laki-laki maupun perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) balasan atas perbuatan yang mereka lakukan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.
فَمَنْ تَابَ مِنْۢ بَعْدِ ظُلْمِهٖ وَاَصْلَحَ فَاِنَّ اللّٰهَ يَتُوْبُ عَلَيْهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
39. Tetapi barang siapa bertobat setelah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima tobatnya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Bagi para maling (maling sandal, sepatu, copet atau bahkan koruptor) kalau ketahuan dan ditangkap, Allah masih berbelas kasih kepada kalian apabila bertobat dan tidak lagi mencuri. Tapi sudah barang tentu harus mengembalikan uang atau barang yang dicurinya.
Akan tetapi apabila tertangkap basah mencuri lagi, maka Allah akan menghukum kalian dengan memotong kedua tangannya. Itulah tindakan tegas Allah agar manusia hidup lurus (benar), tidak mendzalimi orang lain.
Itulah aturan-hukum Allah. Bijaksana tapi juga sangat tegas, agar manusia takut untuk berbuat mencuri (maling, copet, korupsi, menipu, dsb). Apabila berani maling, berarti sudah siap kehilangan kedua tangannya.
Beda dengan hukum pada negara Indonesia saat ini, itu sudah pasti karena beda prinsip.
Sudah barang tentu hidup di dunia tidaklah mudah, karena hidup di dunia adalah ujian. Apabila mudah, bukan ujian namanya. Manusia diuji untuk menjadi orang yang lurus (benar) dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Tidak melakukan segala jenis pencurian (mencuri, mencopet, korupsi, dsb), ngelonte/melacur, berzina, merampok, dsb.
Siapa saja yang hidupnya lurus (benar) maka dia akan dimasukkan dalam surga yang penuh kenikmatan. Di surga sudah tidak perlu cari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Di surga, semua kebutuhan kita dipenuhi semua. Mulai sandang, pangan, papan, pelayanan, transportasi, dsb. Penghuni surga semuanya diurus oleh bidadara dan bidadari surga. Enak, tidak? Enak kan.
Akan tetapi bagi siapa saja yang hidupnya tidak lurus atau tidak benar dan suka melakukan kejahatan, maka dia akan dimasukkan dalam neraka yang bahan bakarnya batu dan manusia. Mengerikan, bukan? Sudah pasti mengerikan dan menakutkan. Itulah siksaan Allah bagi pelaku kejahatan. Orang yang hidupnya suka mencuri, merampok, berzina, dan menjahati orang lain. Di neraka, penghuni neraka hanya memakan buah zaqqum dan air panas yang menghancurkan perut. Beda dengan penghuni surga, mereka bisa memakan makanan yang diinginkannya. Hidupnya penuh kebahagiaan.
Oleh karena itu Allah tegaskan agar manusia beriman dan bertakwa kepada Allah agar menjadi orang yang beruntung di dunia dan di akhirat kelak. Tapi Allah telah mengingatkan bahwa kesudahan yang baik adalah di akhirat bukan di dunia, dikarenakan hidup di dunia hanyalah sementara.
Sebagai penutup, marilah kita jangan sampai menjadi orang orang yang memenuhi kebutuhan hidupnya dengan jalan yang tidak benar (mencuri, copet, menipu, merampok, korupsi, kolusi, nepotisme, judi, riba', dsb). Dan marilah kita berdoa kepada Allah agar selamat dunia akhirat.
Rabbanaa aatinaa fiddun yaa hasanatan wafil aakhirati hasanatan waqinaa adzabannar.
Artinya: Ya Allah Tuhan kami, berilah kami kebahagiaan di dunia, dan kebahagiaan di akhirat, dan hindarkankah kami dari siksa api neraka.
Akhir kata, wassalamuslsikum wr wb.
Penulis : Raden Yudha Kusuma, SE.