![]() |
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
(Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang)
وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًاۗ اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ
Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.
Kejahatan tidak terlepas dari perbuatan merusak. Merusak barang, bangunan rumah-gedung, hutan, ekosistem yang pada akhirnya berimbas kepada manusia. Contohnya seperti perang invasi, pembalakan kayu hutan, pembakaran hutan, pembakaran hutan gambut, eksploitasi hasil laut secara besar besaran, membuang limbah sembarangan, dsb.
Allah juga tidak tinggal diam, Allah telah peringatkan dan menindak manusia dengan tegas.
Surat Ar Rum ayat 41
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Meskipun manusia telah diperingati oleh Allah, mereka masih tetap menyangkalnya. Begitulah orang orang yang tidak bertanggung jawab / penjahat penjahat yang suka berbuat kerusakan.
Surat Al Baqarah ayat 11 yang berbunyi:
وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِۙ قَالُوْٓا اِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُوْنَ
Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Janganlah berbuat kerusakan di bumi!" Mereka menjawab, "Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan."
Ayat 12 berbunyi:
اَلَآ اِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُوْنَ وَلٰكِنْ لَّا يَشْعُرُوْنَ
Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari.
Begitulah bila penjahat penjahat bila ditanyai. Mana ada maling ngaku. Itu terjemahannya dalam bahasa kita sehari hari. Ya begitulah, yang namanya maling. Gak ada yang mau ngaku.
Hal tersebut di atas adalah kaitannya dengan alam. Bagaimana dalam hal kaitannya dengan manusia? Ya jangan korupsi, kolusi, nepotisme, mencuri, merampok, memeras bahkan disertai dengan kekerasan. Pada dasarnya itu semua adalah pasal pencurian. Hal tersebut adalah hal hal yang dilarang oleh Allah dan Allah telah memerintahkan dengan tegas agar dihukum.
Surat Al Maidah ayat 38 yang berbunyi:
وَالسَّارِقُ وَالسَّارِقَةُ فَاقْطَعُوْٓا اَيْدِيَهُمَا جَزَاۤءًۢ بِمَا كَسَبَا نَكَالًا مِّنَ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ
Adapun orang laki-laki maupun perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) balasan atas perbuatan yang mereka lakukan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.
Ayat 39 berbunyi:
فَمَنْ تَابَ مِنْۢ بَعْدِ ظُلْمِهٖ وَاَصْلَحَ فَاِنَّ اللّٰهَ يَتُوْبُ عَلَيْهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Tetapi barang siapa bertobat setelah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima tobatnya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Penegakan hukum sangat ditekankan oleh Allah agar masyarakat bisa hidup tenang, bahagia, aman, dan tentram. Allah tidak main main dalam memberikan hukumannya yaitu potong kedua tangannya, tapi Allah juga masih memberi kesempatan kedua bagi pelaku pencurian tersebut jika bertobat. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Akan tetapi jika pencurinya tidak mau bertobat, maka kedua tangannya harus dipotong. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Jika ingin selamat dan bahagia dunia akhirat, jalankan perintah Allah dan jauhi larangan Allah. Kebajikan lain selain tersebut di atas adalah jangan menghardik anak yatim tapi justru menyantuni anak yatim, memberi makan orang miskin, membuat lapangan pekerjaan, saling tolong menolong dalam berbuat kebaikan dan bukan tolong menolong dalam berbuat kejahatan. Dan masih banyak lainnya.
Surat Al Qasas ayat 77
وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ
Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.
Kita hidup dalam masyarakat, dalam hubungannya dengan manusia. Allah telah atur bagaimana manusia harus bertindak dalam bermasyarakat. Semua telah ditetapkan aturan berperilakunya. Allah bimbing manusia menjadi beradab dengan firmanNya. Tidak boleh sembarangan bertindak yang bisa berakibat manusia yang lain terdzalimi/terjahati. Bahasa kerennya itu "pelanggaran Hak Asasi Manusia". Jangan bandingkan dengan dunia hewan yang kanibalisme. Hal yang perlu diketahui adalah bahwa manusia ada dibumi ini untuk diuji, diberikan aturan perintah dan larangan. Sedangkan hewan tidak diuji, tidak diberi aturan perintah dan larangan.
Surat Al Qasas ayat 83
تِلْكَ الدَّارُ الْاٰخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِيْنَ لَا يُرِيْدُوْنَ عُلُوًّا فِى الْاَرْضِ وَلَا فَسَادًا ۗوَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ
Negeri akhirat itu Kami jadikan bagi orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan tidak berbuat kerusakan di bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu bagi orang-orang yang bertakwa.
Kebajikan sangat diperlukan dalam kehidupan manusia agar tidak terjadi kekacauan, kerusuhan, kerusakan, kejahatan, dsb.
Itulah bahasan kali ini, semoga di bulan ramadhan yang penuh berkah kita diberi keberkahan dalam segala urusan kita. Amin ya rabbal alamiin.
Wabilahitaufiq walhidayah. Wassalamualaikum wr wb.
