Pesawat Jet tempur Typhoon dengan radar AESA.
Radar merupakan bagian dari sistem pertahanan udara yang sangat vital. Tanpa radar pesawat musuh akan dapat mudah masuk ke area pertahanan dan menyerang. Apabila radar yang dimiliki oleh suatu negara itu canggih, maka pesawat musuh dapat dengan segera terdeteksi, diusir, atau dieliminasi.
Tapi apakah kalian tahu bagaimana cara kerja radar?
RADAR adalah kependekan dari Radio Detection And Ranging, merupakan sistem deteksi yang menggunakan gelombang radio untuk menentukan jarak, sudut, dan kecepatan radial obyek relatif terhadap lokasi. Obyek tersebut adalah pesawat, kapal, pesawat ruang angkasa, peluru kendali, kendaraan bermotor, formasi cuaca, dan medan.
Aplikasi penggunaan radar adalah kontrol lalu lintas udara dan darat, astronomi radar, sistem pertahanan udara, sistem anti misil, radar laut untuk menemukan landmark dan kapal lain, sistem anti tabrakan pesawat, sistem pengawasan laut, pengawasan luar angkasa dan sistem pertemuan, pemantauan curah hujan meteorologi, altimetri, dan sistem kontrol penerbangan, sistem lokasi target peluru kendali, mobil self driving, dan radar penembus tanah untuk pengamatan geologi.
Sistem yang mirip dengan radar yaitu LIDAR. LIDAR digunakan untuk menampilkan permukaan bumi dan dasar laut yang direpresentasikan dalam digital 3D. Permukaan tanah yang ditutupi hutan lebat akan dapat ditampilkan dengan jelas tanpa perlu menebang hutan. Bangunan yang tersembunyi dan tertutup rerimbunan pohon hutan dapat dengan mudah ditampilkan dalam citra 3D tanpa perlu membabat hutan atau membersihkannya. LIDAR kerap kali digunakan untuk arkeologi. Canggih bukan?
Apabila kita menginginkan menemukan candi candi yang tersembunyi di hutan atau disemak belukar cukup mengeksplorasinya dengan lidar. Gelombang elektromagnetik ditembakkan ke obyek yang ingin dipindai dengan menggunakan pesawat terbang atau drone. Semua bentuk bangunan atau struktur buatan manusia yang tersembunyi di hutan atau semak belukar akan dapat ditampilkan dengan jelas dalam digital 3D dari data lidar yang telah diolah. Tak cuma di darat, di lautpun lidar juga bisa berguna untuk mencari puing puing kapal yang karam di dasar lautan yang dalamnya hingga kiloan meter. Jadi teknologi radar tidak hanya digunakan pada kedirgantaraan saja, tapi sangat luas.
IFF (Identification Friend or Foe)
Radar dapat bekerja secara efektif dan akurat dengan mengenal obyek yang ditangkap, apakah ini musuh atau teman atau benda asing. Dalam kerjanya untuk membedakan pesawat musuh atau teman adalah dengan adanya transponder pada pesawat. Hal ini memungkinkan interogrator radar dapat mengidentifikasi apakah ini teman atau musuh, dan juga bisa mengetahui jarak dan posisi pesawat atau benda lainnya. Hal ini bisa meminimalisir terjadinya kesalahan tembak rudal ke pesawat teman.
AESA dan PESA
Radar tercanggih pada saat ini adalah radar AESA penerus generasi radar PESA. Radar AESA dikembangkan oleh SAAB perusahaan pembuat pesawat jet Gripen. Radar AESA ini telah diaplikasikan pada pesawat F22 Raptor, F35, F/A 18, E/A 18, Gripen, Euro fighter Typhoon.
Radar AESA adalah kependekan dari Active Electronically Scanned Array.
Kelebihan radar AESA daripada radar PESA adalah radar AESA dapat memancarkan beberapa berkas gelombang pada beberapa frekuensi secara bersamaan, sedangkan PESA hanya satu pancaran gelombang radio pada satu frekuensi saja. Kelebihan lainnya adalah kapal atau pesawat yang menggunakan AESA bisa mengelabuhi posisinya seolah olah diam dengan memacarkan sinyal radar yang kuat. Selain itu kapal atau pesawat bisa menjadi siluman atau tidak terdeteksi lawan dengan menyebarkan emisi sinyalnya ke rentang frekuensi yang lebih luas sehingga sulit untuk dideteksi oleh radar konvensional (PESA) atau lainnya. Radar AESA tahan terhadap jammer, dan masih banyak lagi kelebihan lainnya.
