Kain Sutra.

Sutra Dewangga adalah sebutan untuk pakaian yang terbuat dari kain sutra yang tebal dan halus, dan yang disulam dengan benang emas. Sutra dewangga ini hanya bisa dipakai oleh Kaisar, Raja, Pejabat tinggi kerajaan, dan para Bangsawan di seluruh negeri. Hanya merekalah yang memakainya dan karena merekalah yang sanggup membelinya. 

Di sini saya akan membahas tentang sejarah sutra, mengapa begitu di sukai banyak orang, kapan boomingnya, dimanakah terjadinya, siapa produsennya,  bagaimana proses pembuatannya.

Sejarah Sutra

Sutra awal pertama kali diproduksi sekitar tahun 4000 SM pada zaman neolitik di Tiongkok. Sutra menjadi booming pada saat jalur sutra telah dibuka pada tahun 250 SM. Orang orang dari Eropa dan Asia berlomba lomba untuk memperoleh kain sutra dari Tiongkok. Mereka rela menempuh perjalanan yang jauh dengan berlayar demi mendapatkan kain sutra. Jika diibaratkan, kain sutra pada jaman itu seperti iphone yang sedang booming boomingnya. Orang rela mengantri seperti ular hanya demi mendapatkan iphone terbaru. Seperti itulah keadaannya.
Dikutip dari Wikipedia, sutra merupakan serat protein alami yang dapat ditenun menjadi tekstil. Jenis sutra yang paling umum adalah sutra dari kepompong yang dihasilkan larva ulat sutra murbei yang diternak. Sutra memiliki tekstur lembut, halus, dan tidak licin. Rupa berkilauan yang menjadi daya tarik sutra berasal dari struktur seperti prisma segitiga dalam serat tersebut yang membuat kain sutra dapat membiaskan cahaya dari berbagai sudut.
Sutra ini boomingnya tidak hanya sebentar tetapi hingga beratus ratus tahun lamanya. Dimulai sejak tahun 250 SM hingga tahun 1500 M. Bagi Tiongkok, sutra adalah pendulang emas dan perak. 

Kemampuan Tiongkok dalam produksi kain sutra, coba ditiru oleh negara pembeli seperti Persia/Iran dan Bizantium/Roma. Tapi kedua negara tersebut tidak ada yang pernah sesukses produsen Tiongkok dalam memproduksi dan menjual kain sutra. Pada akhirnya, kain sutra Tiongkoklah yang hanya diakui dunia hingga sekarang ini. Dalam perdagangan jalur sutra, kain Persia turut mengekor dalam penjualan kain sutra meskipun yang dijual bukanlah kain sutra. Oleh karena itu kain persia juga ikut terkenal hingga kini.

Kain sutra telah melewati berbagai masa. Keinginan masyarakat terhadap sutra sangatlah tinggi meskipun pada akhirnya yang sanggup membeli hanyalah golongan Raja, para bangsawan dan orang orang kaya. Karena kain sutra hanya bisa dipakai oleh orang orang tertentu, kain sutra sampai sampai mendapat sebutan dengan nama sutra dewangga. Sutra untuk keturunan para dewa. 

Pakaian sutra telah menjadi identitas diri dari orang yang mengenakannya. Pakaian sutra mudah dikenali dari glowing alami kainnya. Oleh karena itu semua orang mendambakannya. Bahkan Allah juga memasukkan sutra ke dalam kitab Al Quran yang berbunyi :

Al Hajj ayat 23.

Sungguh, Allah akan memasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Di sana mereka diberi perhiasan gelang-gelang emas dan mutiara, dan pakaian mereka dari sutra.

Al Insaan ayat 12

Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabarannya (berupa) surga dan (pakaian) sutera,

Al Kahfi

Mereka itulah yang memperoleh Surga 'Adn, yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; (dalam surga itu) mereka diberi hiasan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutra dewangga (halus dan tebal) dan sutra yang bersulam benang emas, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. (Itulah) sebaik-baik pahala dan tempat istirahat yang indah;

 

Proses Pembuatan Kain Sutra

Saya kutip dari kompas.com yang bersumber dari Sciencing, tahap tahap proses pembuatan sutra yaitu berawal dari telur - larva - kepompong - pembuatan benang - penenunan.

Ngengat Sutra.

  • Telur. Bertelurnya ngengat sutra (bombyx mori) yang berwarna putih dan berpola coklat. Ngengat sutra pada akhir siklus hidupnya tidak akan makan, minum, melainkan akan kawin, bertelur, dan kemudian mati. Jumlah telurnya mencapai 200 - 400 butir dan menaruh dan merekatkannya pada daun murbei. Kemudian telur ngengat diinkubasi selama 12 hari hingga menetas.
Telur ngengat.
  • Larva. Setelah telur menetas, larva dipindahkan ke ruang pemeliharaan. Ukurannya sekitar 4 mm dan diberi makan daun murbei. Tubuh mereka semakin membesar dan berganti kulit hingga empat kali dan menjadi ulat sutra sepanjang 8 cm.
Larva 4 mm yang baru menetas.

Ulat sutra sedang makan daun murbei.
  • Kepompong. Ulat sutra kemudian menjadi kepompong atau pupa dengan cara memutar tubuhnya. Dilansir dari Biology discussion, kepompong sutra terbuat dari lilitan benang yang tidak terputus sepanjang 300 m dan dililitkan dengan gerakan yang konstan dari satu sisi ke sisi lainnya sekitar 65 kali per menit. Kepompong sutra kemudian terbentuk sebagai kapsul berawarna putih. Kepompong sutra kemudian dipanen sebelum ulat sutra berubah menjadi ngengat dan memecah kepompompongnya. Panen dilakukan sekitar satu minggu sejam kepompong dibuat.
Kepompong ulat sutra.
  • Kepompong sutra kemudian direndam dan direbus dengan air panas. Setelah direbus, kepompong akan dicari ujung seratnya dan mulai diurai. Setelah diurai, serat tersebut kemudian akan dipintal dengan cara diperintil menjadi satu helai benang sutra. Benang kemudian digulung layaknya benang biasa dan juga ditenun menjadi kain sutra yang indah.
Kepompong yang sedang dipintal.
Kain sutra.


Daftar pustaka

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sutra

Aplikasi Al Quran Muslim pro

https://www.kompas.com/skola/read/2021/08/24/113429569/proses-ulat-sutera-menjadi-benang?page=all&jxconn=1*o4zrp4*other_jxampid*T2tKVFc4M2VZT2Npd3FiUGJ2R0U3ZTk3aVR4VjhZanJiRUdWNW55Z3I1MjhJdFJtZExadVVaaGo0a3FuMmhGRA..#page2