Tahu dan tempe adalah makanan yang paling banyak ditemui di Indonesia. Tahu dan tempe selalu ada di pasaran. Harganya yang murah membuat banyak peminatnya.
Tahu dan tempe berasal dari bahan baku yang sama yaitu kedelai. Kedelai yang digunakan untuk membuat tahu dan tempe ternyata bukan kedelai lokal. Kedelainya adalah kedelai yang diimpor dari Amerika Serikat.
Tidak disangka sangka ternyata Amerika Serikat adalah penghasil kedelai terbesar di dunia. Amerika serikat tidak hanya terkenal sebagai produsen produk teknologi, ternyata Amerika Serikat juga terkenal sebagai produsen produk pertanian terbesar dunia.
Bagaimana dengan Indonesia ? Negara Indonesia hanya terkenal sebagai pengimpor terbesar di dunia. Ciri khas negara pengimpor adalah pada lemahnya nilai mata uang negara tersebut. Anda perhatikan sendiri nilai tukar Rupiah terhadap USD. Nilai tukar USD 1 sama dengan Rp. 15.000,-. Bandingkan dengan mata uang negara antah berantah yang selalu dilanda peperangan. Afganistan contohnya dengan Afgani sebagai mata uangnya.
Nilai mata uang Afganistan terhadap US Dollar masih berwibawa dibandingkan Indonesia. USD 1 adalah sama dengan Afgani 96,25 sedangkan nilai mata uang Rupiah Indonesia USD 1 adalah sama dengan Rp. 15.000,-. Dimana letak kewibawaan Rupiah di mata dunia ???!!!!
Mengapa nilai mata uang Afgani Afganistan masih tinggi jika dibandingkan dengan Rupiah Indonesia? Padahal di sana konflik peperangan sering terjadi.
Banyak faktor yang menentukan tinggi rendahnya nilai mata uang, diantaranya :
- Tingkat konsumsi produk impor
- Tingkat kemampuan negara swasembada produk produk teknologi pribumi.
- Tingkat kemampuan pribumi ekspor produk.
- Tingkat kemampuan pribumi membuat produk inovatif.
- Tingkat kemampuan manajerial pemerintahan pusat dan daerah.
- Tingkat kemampuan pribumi mendirikan perusahaan industri.
- Ketergantungan ekspor produk tambang.
- Mengandalkan devisa dari penghasilan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri.
- Neraca perdagangan.
- Investasi dari perusahaan luar negeri.
- Etc.
Untuk memperjelas atau mempertegas jawaban dari pertanyaan tersebut di atas, saya komparasikan Indonesia dengan Afganistan dalam penjabaran poin poin di atas dan juga saya sarankan anda untuk memahami definisi teknologi agar tidak salah dalam menafsirkan artikel saya ini.
Baca : Definisi Teknologi
#Tingkat konsumsi produk impor.
Sebagai negara yang sering dilanda perang, Afganistan masih memiliki kewibawaan dalam hal ekonomi yaitu nilai mata uangnya yang relatif tinggi. Mengapa kondisi mata uangnya tidak seperti Indonesia yang mengalami devaluasi ?
Salah satunya adalah karena tingkat konsumsi produk impor di negara Afganistan relatif kecil. Kalau di Indonesia semua barang impor dari yang paling murah hingga paling mahal itu ada.
Semua produk produk yang dibutuhkan masyarakat Indonesia semua tersedia. Tetapi hampir semuanya impor. Sudah bisa dipastikan bahwa volume impor produk adalah sangat tinggi, yang berarti pemerintah harus menyediakan stok Dollar yang cukup.
Di pasar berlaku hukum permintaan dan penawaran. Jika permintaan Dolar tinggi dan stok Dolar kurang, maka harga Dolar akan naik. Contohnya, USD 1 yang sebelumnya Rp. 13.000,- sekarang menjadi Rp. 15.500,-
Pada saat inilah biasanya pemerintah hutang Dollar ke luar negeri karena sudah tidak punya upaya atau ide ide lain.
#Tingkat kemampuan negara swasembada produk produk teknologi pribumi.
Selama ini masyarakat Indonesia selalu mengkonsumsi produk produk non pribumi (produk impor atau produk hasil investasi asing). Kenapa tidak mengkonsumsi produk pribumi ? Kenapa rakyat Indonesia tidak mampu untuk saling memenuhi produk produk kebutuhannya. Mengapa masih sangat bergantung dengan produk impor atau produk dari investor asing ?
Karena memang tidak ada produk pribumi yang ada di pasaran, yang ada hanyalah produk impor. Sebagian besar rakyat Indonesia secara teknologi, dan modal masih belum mampu untuk membuat produk produk yang dibutuhkannya sendiri. Negara Indonesia belum bisa berswasembada produk produk teknologi. Tingkat kemampuannya masih rendah. Bukan berarti tidak ada sama sekali, ada tetapi sedikit.
Mengapa harus impor atau mendatangkan investor asing untuk memproduksi produk produk kebutuhan masyarakat ? Jawabannya ada pada poin poin berikutnya.
#Tingkat kemampuan Pribumi ekspor produk teknologi.
Jangankan bisa mengekspor produk produk teknologi, berswasembada produk produk untuk kebutuhannya sendiri saja rakyat dan negara Indonesia belum mampu. Apalagi untuk memenuhi kebutuhan negara lain.
Pada akhirnya impor secara terus menerus dan volumenya pun semakin besar. Oleh karena itu negara Indonesia mudah dihantam krisis karena Dollar mudah meroket.
#Tingkat kemampuan Pribumi membuat produk inovatif
Kemampuan rakyat Indonesia membuat produk pangan dan produk teknologi inovatif sangatlah minim, nyaris tidak ada. Sebenarnya Indonesia sudah banyak menghasilkan para sarjana terutama sarjana teknologi, tapi mengapa tidak ada produk inovatif dari pribumi yang bisa eksist di pasaran. Jangankan eksist di pasaran, meluncur pun belum bisa. Inilah yang menjadi kendala masyarakat Indonesia.
Seharusnya apabila ada produk inovatif pribumi yang mampu bersaing di pasaran, masyarakat Indonesia tidak perlu impor produk serupa dari luar negeri. Apabila ada tentu akan lebih baik jika melakukan ekspor yang bisa memperkuat keuangan negara. Semua tahu negara kita menganut pasar bebas. Tapi jika tidak ada produk produk teknologi pribumi, Rupiah kerap terjun bebas karena yang diandalkan adalah ekspor hasil tambang.
#Tingkat kemampuan manajerial pemerintah pusat dan daerah.
Disinilah letak fatalnya kondisi ekonomi rakyat dan negara. Salah urus mengakibatkan krisis ekonomi dan rakyat menderita.
Pemerintahan yang buruk adalah pemerintahan yang sering hutang ke luar negeri karena minus pada neraca perdagangannya dan tidak punya upaya lain selain berhutang. Hal ini terjadi karena pemerintahannya tidak becus mengurus atau mengelola negara.
Lainnya lagi adalah pemerintah seharusnya tidak perlu berhutang untuk membeli produk luar negeri yang seharusnya rakyat bisa memproduksinya. Tindakan seperti ini sudah menampakkan lemahnya kemampuan manajerial pemerintahan dalam mengurus negara.
Selain itu, Pemerintah tidak ada itikat untuk mensejahterakan rakyat, yang ada hanyalah yang penting pemerintahan berjalan, becus ataupun tidak becus, bangun ini dan itu agar terlihat oleh masyarakat kinerja pemerintahannya. Oleh karena itu hutang ke luar negeri itu sudah biasa. Apalagi hutang ke dalam negeri. Dan wajar saja jika hutangnya membengkak dan ditambah bunga lagi.
Tidak ada upaya dari pemerintah untuk mengangkat derajat ekonomi rakyat terlebih untuk melunasi hutang negara. Ceritanya seperti gali lubang tutup lubang.
Upaya pemerintah hanya bersifat sementara, contohnya ; bansos, kredit usaha kecil, dsb.
Kalau menurut saya itu hanya buang buang uang yang secara makro maupun mikro tidak berdampak pada pemulihan ekonomi rakyat dan negara.
Dan kebijakan yang sering dilakukan oleh pemerintah Indonesia dari masa ke masa adalah mengundang investor asing untuk investasi di Indonesia. Hal itu sudah menunjukkan kelemahan manajerial pemerintahan. Bahasa sederhananya itu "Low Skill".
Selain itu hal yang paling ekstrim dilakukan pemerintah dan sangat menyusahkan rakyat adalah menaikkan cukai rokok untuk menutup defisit anggaran. Bukannya membahagiakan rakyat tapi justru membuat rakyat sakaw. Rokok saat ini hanya bisa dikomsumsi secara puas oleh orang orang yang berpenghasilan tinggi. Sedangkan rakyat kecil hanya bisa merokok dengan membeli rokok eceran. Bisa membeli rokok eceran pun masih beruntung. Bila tidak bisa membeli, rakyat sakaw/sekarat. Rokok sudah bukan lagi barang konsumsi yang murah dan merakyat melainkan barang konsumsi yang mahal dan mewah. Kebijakan menaikkan cukai adalah kebijakan yang sudah sering dilakukan pemerintah Indonesia dari masa ke masa karena defisit anggaran pada penerimaannya, tapi justru membuat rakyat sakaw atau sekarat. Jika memang hendak melarang rokok, hendaknya perusahaan produsen rokok ditutup paksa saja. Kebijakan menaikkan cukai sudah sangat menunjukkan sekali kelemahan manajerial pemerintah dalam mengelola negara. Mengapa kebijakan menaikkan cukai rokok itu harus dilakukan? Pemerintah sudah tidak punya opsi lagi. Pos pos penerimaan negara ya hanya dari itu itu saja, sedangkan kebutuhan semakin besar. Pada akhirnya rakyat dikorbankan. Seharusnya pemerintah membuat masyarakat bahagia, bukannya justru membuat mereka sakaw atau sekarat. Istri atau ibu ibu pada ngomel semua sama suami dan anak lakinya agar berhenti merokok.
#Tingkat kemampuan Pribumi mendirikan perusahaan industri.
Masyarakat pribumi dengan kondisi ekonominya tidaklah mungkin bisa mendirikan perusahaan yang bergerak di industri manufaktur. Bagaimana tidak, modal nggak punya, otak pun nggak ada. Sama seperti pemerintahnya.
Oleh karena itu banyak pengangguran di mana mana. Semua hanya bisa berkeinginan dan berebut menjadi pegawai atau karyawan atau buruh. Untuk bisa berkeinginan kerja sebagai pengusaha di industri manufaktur, jangan harap! Cumi alias cuman mimpi. Untuk bisa menjadi pegawai atau karyawan atau buruh saja susahnya minta ampun. Karena apa ? Jumlah lapangan kerja dan jumlah angkatan kerja tidak berimbang. Lebih banyak angkatan kerjanya atau calon pekerjanya. Sisanya yang tidak tertampung sudah pasti nganggur atau jika ingin kerja harus ke luar negeri sebagai buruh rendahan. Tapi meskipun sebagai buruh rendahan, bayarannya cukup tinggi dibanding di Indonesia. Dengan penghasilannya mereka bisa memberi makan keluarganya, menyekolahkan anak anaknya, bahkan bisa membeli kendaraan serta membangun rumah. Hanya saja mereka harus mengorbankan berkumpul dengan istri/suami, anak, dan orang tuanya.
Penghasilan para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Luar Negeri menjadi tambang emas bagi Indonesia untuk mengimbangi neraca valuta asing. Oleh karena itu para TKI di luar negeri disebut sebut sebagai pahlawan devisa negara. Tapi bagi saya itu adalah hal yang sangat miris sekali. Sungguh sungguh sangat memalukan sebagai bangsa. Oleh karena itu saya menyebut bangsa ini sebagai bangsa BABU. Bangsa rendahan.
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia ditopang oleh penghasilan para TKI di Luar Negeri terutama di daerah luar ibukota provinsi. Di provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) saja masyarakatnya sudah banyak yang menjadi TKI ke Luar Negeri apalagi daerah selain DKI. Tanpa ada TKI yang bekerja di Luar Negeri, kehidupan rakyat di Indonesia akan sangat sangat memprihatinkan. Ekonomi akan menjadi sangat sulit. Sulit mendapatkan pekerjaan, pendapatan, dan mendapatkan penghasilan. Jadi, kemakmuran rakyat Indonesia ini karena dari para TKI di Luar Negeri, bukan karena kinerja pemerintahannya. Semakin banyak TKI dikirim ke Luar Negeri, semakin rendah kinerja pemerintahnya. Bahasa sederhananya itu pemerintahnya nggak becus.
Kembali kebahasan utama, apabila pribumi tidak mampu mendirikan perusahaan industri manufaktur, bencana ekonomi melanda. Krisis ekonomi terjadi, nilai mata uang turun drastis. Semula yang USD 1 adalah Rp 1,- pada awal berdirinya negara Indonesia, sekarang USD 1 menjadi Rp 15.000,-. Sekarang di 2023 menjadi Rp. 15.600,-.
Karena apa ? Karena semua produk yang dibutuhkan dipenuhi dari produk impor atau dari produk hasil investasi asing yang sudah pasti juga membuat defisit perdagangan kecuali ekspor hasil tambangnya sangat tinggi. Bila hasil tambangnya sudah menurun, orang yang diekspor!. Maksudnya pengerahan besar besaran rakyat untuk bekerja ke Luar Negeri. Atau hal itu terjadi dengan sendirinya karena sudah tidak ada lapangan kerja lagi di Indonesia. Masyarakat terpaksa menjadi TKI di Luar Negeri. Inilah botolnya (bodoh dan tololnya) pemerintah saat ini. Pemerintah sebelumnya pun juga demikian karena memang tidak mengerti dan sudah tidak ada ide dan upaya lagi untuk mengatasi permasalahan ekonomi Indonesia ini.
#Ketergantungan ekspor hasil tambang.
Ketergantungan pemerintah akan ekspor hasil tambang membuat negara akan semakin terpuruk. Karena apa ? Karena sumber daya mineral kita itu terbatas, tidak bisa terus terusan dieksploitasi. Dan kemudian harga produk tambang juga fluktuatif. Tidak bisa diandalkan untuk menstabilkan ekonomi negara dan rakyat.
#Neraca perdagangan
Neraca perdagangan yang minus membuat pemerintah harus menambalnya. Bila tidak Rupiah akan terjun bebas. Jika hanya bisa menambalnya saja dengan hutang, kisah klasik bakal menjadi cerita. Tutup lubang gali lubang.
#Investasi dari luar negeri.
Jangan dikira investasi dari luar negeri itu bagus. Pada awalnya bagus, tapi tetap saja pada akhirnya akan membuat cadangan devisa berkurang drastis.
Terlebih jika masyarakat dan negara Indonesia tidak mampu memproduksi produk produk teknologi, hanya bisa pasrah!
Setelah menjelaskan panjang lebar poin poin di atas, kini kembali ke bahasan lainnya yaitu tahu dan tempe. Tahu dan tempe adalah makanan merakyat. Orang kaya dan orang miskin di Indonesia pun sama sama makan tahu dan tempe. Hanya saja yang membedakan adalah kalau orang kaya makan tahu dan tempe itu sesekali, kalau orang miskin itu berulangkali atau tiap hari. Bisa dimaklumi, orang melarat! Apabila tidak ada tahu dan tempe, mungkin orang melarat tidak akan bertahan hidup. Jika bertahan hidup dengan tahu dan tempe, orangnya bakal kekurangan gizi. Untuk bisa hidup sehat manusia butuh makanan bergizi. Kecukupan protein sangat diperlukan meskipun tempe juga mengandung protein.
Lantas apa hubungannya Rupiah, Dolar, dan Tahu Tempe ? Rakyat melarat rakyat sekarat, tenaga kerja Indonesia ke luar negeri meroket.
Sebelumnya, disini saya akan mengungkapkan fakta fakta terlebih dahulu selain fakta fakta yang telah disebutkan dan dijelaskan di atas. Fakta fakta tersebut yaitu :
- Banyaknya orang Indonesia yang bekerja di luar negeri. Mereka bekerja apa saja. Legal ataupun ilegal. Mereka bekerja sebagai buruh rendahan yaitu pembantu rumah tangga atau pekerja pabrik. Mereka tidak punya pilihan mencari posisi pekerjaan yang lebih baik. Ada saja sudah harus disyukuri.
- Banyaknya produk produk dipasaran hasil produksi investor asing dan hasil produksi luar negeri (impor).
- Industri industri manufaktur dikuasai oleh golongan bukan orang pribumi.
- Monopoli pasar.
- Industri manufaktur adalah industri padat modal. Bukan modal pas pasan.
- Sebagian besar Sumber Daya Manusia Indonesia adalah Low Skill. Rendahnya dibidang teknologi. Padahal bidang teknologi adalah bidang yang sangat penting.
- Tidak punya modal mencukupi untuk memulai usaha / mendirikan perusahaan.
Dari fakta fakta di atas, hubungannya dengan melarat adalah sedikitnya lapangan kerja yang tercipta. Pemerintah hanya berpangku tangan terhadap investor asing guna membuka lapangan kerja. Pada akhirnya jumlah lapangan kerja tidak sebanding dengan jumlah angkatan kerja.
Akibatnya pengangguran meningkat, daya beli masyarakat rendah, kemiskinan dimana mana. Makanan yang sanggup masyarakat miskin beli tak lain dan tak bukan adalah tempe dan tahu.
Kemiskinan di Indonesia tidak begitu kentara lantaran tahu dan tempe memang menjadi makanan tradisional masyarakat Indonesia. Orang kaya dan orang miskin pun juga memakannya.
Lantas hubungannya dengan sekarat apa ? Hubungannya adalah jika orang sering makan tempe dan tahu itu tidak bagus bagi kesehatan. Meskipun tempe dan tahu itu berprotein tapi tetap saja kurang. Untuk bisa sehat, makanan dan minuman yang dibutuhkan tidak jauh jauh dari empat sehat lima sempurna. Untuk lebih panjang lebarnya, baca artikel di bawah ini.
Baca : Empat sehat lima sempurna.
Masyarakat tidak bisa tinggal diam menghadapi situasi dan kondisi ekonomi yang sulit dan tidak punya pekerjaan dan penghasilan. Mereka dengan terpaksa harus meninggalkan negerinya, istrinya atau suaminya, anaknya, dan keluarganya untuk bekerja di luar negeri meskipun bekerja sebagai pekerja kasar atau rendahan. Mereka tidak punya opsi lain. Situasi dan kondisi seperti inilah membuat Tenaga Kerja Indonesia meroket.
Mereka yang ke luar negeri adalah kebanyakan yang berasal dari daerah luar ibukota masing masing propinsi. Lapangan kerja yang paling banyak diantara kota kota lainnya hanyalah ibukota propinsi atau kota kota besar. Sedangkan kota kota lainnya nyaris tidak ada atau bahkan tidak ada sama sekali.
Sungguh tragis nasib rakyat Indonesia. Oleh karena itu "perilaku kanibalisme" di Indonesia sering terjadi. Maksudnya adalah tindak kejahatan yaitu penipuan, perampokan, pembunuhan, penganiayaan, penyiksaan, premanisme, korupsi, kolusi, nepotisme, kelalaian / tidak becus, pelacuran, riba, judi, dan sebagainya.
#Kesimpulannya
Dari identifikasi dan analisa permasalahan tersebut di atas, solusinya sudah bisa disimpulkan yaitu
- Mengganti pemerintahan yang nggak becus dengan yang becus.
- Memampukan rakyat (pribumi) mendirikan perusahaan penghasil produk produk teknologi pribumi.
- Meningkatkan kemampuan rakyat membuat produk teknologi inovatif (produk hasil karya sendiri, bukan "copy paste").
- Mengubah budaya kanibalisme dan tindak kejahatan dengan kebenaran.
- Etc.
Sebagaimana dalam firman Allah ;
QS Ar Ra'd ayat 11.
Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
QS Al A'raf 96.
Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.
Itulah solusinya meskipun tidak saya lengkapi dan jabarkan lebih luas tentang bagaimana caranya.
Sekian, terima kasih.
Wassalam.