Pelihara Anjing. Najis? Foto: Freepik

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang


Assalamualaikum wr wb (bagi muslim).

Marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah Swt atas segala hidayahNya.

Subhanallah, Walhamdulillah, Walaailaahaillallahu, Allahuakbar.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan nabi besar Muhammad Saw. 

Allahummashalli Alaa Muhammad, Wa alaa alii sayyidina Muhammad.

Dalam artikel ini saya berwasiat kepada diri saya sendiri dan para pembaca, marilah kita senantiasa meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah Swt dengan sebenar benar takwa. Tidak memilah dan memilih yang hanya sekiranya sesuai dengan pemikiran dan kemauannya sendiri.
Ali Imran ayat 102

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ 

102. Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.

Judul artikel dakwah kali ini adalah "Pelihara Anjing. Najis?"

Sebagaimana diketahui, bagi umat muslim Anjing adalah hewan yang paling dihindari. Bukan karena takut, tapi karena najisnya. Najisnya itu termasuk najis berat. Apabila terkena najisnya, mensucikannya itu yang ribet dan ruwet. Harus pakai tanah, dsb. Lain halnya dengan najis lainnya, apabila terkena cukup mandi dan ganti pakaian atau cukup membasuh dengan air pada bagian yang terkena najis. 

Tapi apakah benar Anjing itu najis? Terutama memeliharanya. 

Apakah anjing najis atau tidak, pelihara anjing boleh atau tidak, kita simak ayat Al Quran perihal anjing.

Al Maidah ayat 4

يَسْـَٔلُوْنَكَ مَاذَآ اُحِلَّ لَهُمْۗ  قُلْ اُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّبٰتُۙ وَمَا عَلَّمْتُمْ مِّنَ الْجَوَارِحِ مُكَلِّبِيْنَ تُعَلِّمُوْنَهُنَّ مِمَّا عَلَّمَكُمُ اللّٰهُ  فَكُلُوْا مِمَّآ اَمْسَكْنَ عَلَيْكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ عَلَيْهِ ۖوَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ سَرِيْعُ الْحِسَابِ

4. Mereka bertanya kepadamu (Muhammad), "Apakah yang dihalalkan bagi mereka?" Katakanlah, "Yang dihalalkan bagimu (adalah makanan) yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang pemburu yang telah kamu latih untuk berburu, yang kamu latih menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu. Maka, makanlah apa yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allah (waktu melepasnya). Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya."

Dari ayat tersebut jelas Allah memperbolehkan manusia untuk memelihara anjing dan melatihnya untuk kepentingan berburu. Dalam hal ini sudah jelas bahwa pemelihara dan anjing akan saling berinteraksi satu sama lain. Tidak mungkin pemelihara tidak menyentuh anjingnya dan anjing tidak menyentuh pemeliharanya. Lalu dimana letak najisnya?

Najis terletak pada tubuh, kaki, dan air liurnya. Namun bagaimanapun apabila pemelihara mau sholat harus mensucikan diri terlebih dahulu dari najis kecil maupun besar dengan mandi dan atau wudhu, serta ganti pakaian sebagaimana muslim lainnya ketika hendak sholat.

Tidak hanya anjing, kucing apabila kotor juga menjadi sumber najis bagi pemeliharanya. Sebelum sholat pemelihara harus mandi dan atau wudhu, dan ganti baju. Itu yang harus dilakukan. Bukan berarti pelihara kucing tidak najis. 

Sudah tidak bisa dipungkiri bahwa pelihara hewan anjing, kucing, dsb terutama anjing akan membawa najis bagi pemeliharanya. Tidak hanya kotor di tubuh dan kakinya, air liurnya pun juga najis. Hal itu jelas membuat rumah jadi najis juga. Itu konsekuensi yang harus dihadapi pemeliharanya. 

Sudah barang tentu yang harus dilakukan adalah 
  • Sering bersih bersih rumah (ngepel lantai, membersihkan sofa, ganti sprei kasur, dsb)
  • Mandi dan wudhu ketika mau sholat.
  • Ganti baju ketika mau sholat. Menyiapkan pakaian khusus untuk sholat.
  • Kandang harus sering dibersihkan.
  • Anjing, atau hewan peliharaan harus sering dimandikan.
  • Dsb.

Adapun ayat ayat Al Quran perihal anjing adalah sebagai berikut;

Al A'raf ayat 175

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَاَ الَّذِيْٓ اٰتَيْنٰهُ اٰيٰتِنَا فَانْسَلَخَ مِنْهَا فَاَتْبَعَهُ الشَّيْطٰنُ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِيْنَ

175. Dan bacakanlah (Muhammad) kepada mereka, berita orang yang telah Kami berikan ayat-ayat Kami kepadanya, kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh setan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang yang sesat.

وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنٰهُ بِهَا وَلٰكِنَّهٗٓ اَخْلَدَ اِلَى الْاَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوٰىهُۚ فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ الْكَلْبِۚ اِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ اَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْۗ ذٰلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَاۚ فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ

176. Dan sekiranya Kami menghendaki niscaya Kami tinggikan (derajat)nya dengan (ayat-ayat) itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan mengikuti keinginannya (yang rendah), maka perumpamaannya seperti anjing, jika kamu menghalaunya dijulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya ia menjulurkan lidahnya (juga). Demikianlah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berpikir.

Al Kahfi ayat 18, 22

وَتَحْسَبُهُمْ اَيْقَاظًا وَّهُمْ رُقُوْدٌ  ۖوَّنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِيْنِ وَذَاتَ الشِّمَالِ ۖوَكَلْبُهُمْ بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ بِالْوَصِيْدِۗ  لَوِ اطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَارًا وَّلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ رُعْبًا

18. Dan engkau mengira mereka itu tidak tidur, padahal mereka tidur; dan Kami bolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka membentangkan kedua lengannya di depan pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka, tentu kamu akan berpaling melarikan (diri) dari mereka dan pasti kamu akan dipenuhi rasa takut terhadap mereka.

سَيَقُوْلُوْنَ ثَلٰثَةٌ رَّابِعُهُمْ كَلْبُهُمْۚ وَيَقُوْلُوْنَ خَمْسَةٌ سَادِسُهُمْ كَلْبُهُمْ رَجْمًاۢ بِالْغَيْبِۚ وَيَقُوْلُوْنَ سَبْعَةٌ وَّثَامِنُهُمْ كَلْبُهُمْ ۗقُلْ رَّبِّيْٓ اَعْلَمُ بِعِدَّتِهِمْ مَّا يَعْلَمُهُمْ اِلَّا قَلِيْلٌ ەۗ فَلَا تُمَارِ فِيْهِمْ اِلَّا مِرَاۤءً ظَاهِرًا ۖوَّلَا تَسْتَفْتِ فِيْهِمْ مِّنْهُمْ اَحَدًا ࣖ

22. Nanti (ada orang yang akan) mengatakan, "(Jumlah mereka) tiga (orang), yang keempat adalah anjingnya," dan (yang lain) mengatakan, "(Jumlah mereka) lima (orang), yang keenam adalah anjingnya," sebagai terkaan terhadap yang gaib; dan (yang lain lagi) mengatakan, "(Jumlah mereka) tujuh (orang), yang kedelapan adalah anjingnya." Katakanlah (Muhammad), "Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit." Karena itu janganlah engkau (Muhammad) berbantah tentang hal mereka, kecuali perbantahan lahir saja dan jangan engkau menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada siapa pun.


Itulah ayat Al Quran perihal pelihara anjing. Dalam Al Quran anjing dipelihara untuk berburu (Al Maidah ayat 4), anjing dipelihara untuk menjaga majikannya (Al Kahfi ayat 18).

Masalahnya apakah boleh umat Islam pelihara anjing? 

Dasar yang paling kuat untuk menjawab pertanyaan tersebut adalah berdasar Al Quran. Menurut Firman Allah surat Al Maidah ayat 5, umat muslim boleh pelihara anjing untuk berburu, anjing yang dilatih. Dan berdasar surat Al Kahfi ayat 18, anjing dipelihara untuk menjaga majikannya. Dasar hukum utama pelihara anjing adalah surat Al Maidah ayat 5.

Jika boleh dipelihara, bagaimana dengan najisnya?

Perihal pelihara anjing najis, pemelihara harus bersuci menghilangkan najis sesuai dengan syariat yang berlaku. Dan tentunya apabila mau sholat harus mandi dan atau wudhu, serta ganti baju khusus untuk sholat yang bersih dari najis. Adapun cara menghilangkan najis dari anjing adalah membasuh dengan air bercampur tanah sebanyak tujuh kali. 

Itulah dakwah kali ini, semoga bisa memberikan wawasan perihal pelihara anjing, serta kenajisannya.

Sebagai penutup marilah kita berdoa kepada Allah agar senantiasa dalam petunjukNya dan tidak dalam kesesatan yang nyata.

Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba'da idz hadaitanaa wahab lanaa min ladunka rahmatan innaka antal wahhab.

Artinya: Ya Allah Tuhan kami, janganlah Engkau sesatkan kami sesudah mendapat petunjuk, berilah kami karunia. Engkaulah Yang Maha Pemurah.

Rabbanaa aatinaa fiddun yaa hasanatan wafil aakhirati hasanatan waqinaa adzabannar.

Artinya: Ya Allah Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia, dan kebahagiaan di akhirat, dan hindarkankah kami dari siksa api neraka.

Akhir kata, wassalamualaikum wr wb.

Penulis: Raden Yudha Kusuma, SE.