Judi. Lebih Banyak Mudharatnya Daripada Manfaatnya. Jauhi Agar Kita Beruntung. Gambar: Freepik

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang


Assalamualaikum wr wb (bagi muslim).

Tak henti hentinya marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah Swt atas segala limpahan karuniaNya. 
Subhanallah, walhamdulillah, walaailaahaillallah, Allahu Akbar.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan nabi Muhammad Saw.
Allahummashalli Alaa Muhammad, Wa alaa alii sayyidina Muhammad.

Dalam artikel ini saya berwasiat kepada diri saya sendiri dan para pembaca, marilah kita senantiasa meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah Swt dengan sebenar benar takwa. Tidak memilah dan memilih yang hanya sekiranya sesuai dengan pemikiran dan kemauannya sendiri.
Ali Imran ayat 102

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ 

102. Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.

Judul artikel dakwah kali ini adalah Judi. Lebih Banyak Mudharatnya Daripada Manfaatnya.

Kerasnya kehidupan dunia telah membuat manusia tidak mengindahkan agama, justru lebih menuruti desakan kebutuhan dunia. Saya tidak memungkiri bahwa kehidupan dunia itu keras/sulit/tidak mudah. Jangankan aturan hukum negara, aturan hukum agama pun sudah tidak dipedulikannya lagi. Semua menuruti kehendak nafsu duniawinya. Naudzubillah.

Judi, minuman keras, ngelonte/melacur, berzina, mencuri, merampok, korupsi, kolusi, dan nepotisme sudah menjadi hal kebiasaan dan lumrah, bukan hal hal yang tabu. Jadi negara itu seolah olah sudah tidak ada, padahal ada., tapi untuk apa ada negara?!

Pemerintah kalau disinggung paling cuman melakukan operasi, penertiban, praktik judi, pelacuran, dsb. Kalau menurut saya hanya tindakan yang bersifat sementara dan tidak menyelesaikan masalah. Masalah utamanya bukanlah kerasnya kehidupan dunia, karena kehidupan dunia memang demikian, sebagai tempat ujian bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya. 

Masalah sebenarnya ada pada aturan negara dan hukum, serta pemerintahannya. Aturan negara-hukum haruslah benar, dan pemerintahnya serta rakyatnya harus menjalankannya secara sungguh sungguh. Saya telah menganalisanya bahwa hanya aturan Allahlah yang sinkron yang bisa diterapkan pada negara dan dilaksanakan oleh pemerintah dan rakyatnya. "One Rule and One Command" (Satu aturan dan satu perintah). Istilahnya itu demikian saya menyebutnya. Cie...

Maksudnya hanya satu aturan hukum dan perintah dari Allah saja (Al Quran) yang diterapkan pada negara, dijalankan oleh pemerintah dan rakyatnya. Jadi perilaku rakyat, pemerintah, dan negara sinkron satu sama lain. Semua permasalahan akan ada penyelesaiannya berdasarkan aturan dan perintah Allah (Al Quran). Aturan dan perintah Allah adalah sebaik baik aturan dan perintah, dan karena Allah adalah Tuhan semesta alam, Tuhan yang mengatur segala urusan makhluknya. 
Al A'raf ayat 2-3

كِتٰبٌ اُنْزِلَ اِلَيْكَ فَلَا يَكُنْ فِيْ صَدْرِكَ حَرَجٌ مِّنْهُ لِتُنْذِرَ بِهٖ وَذِكْرٰى لِلْمُؤْمِنِيْنَ 

2. (Inilah) Kitab yang diturunkan kepadamu (Muhammad); maka janganlah engkau sesak dada karenanya, agar engkau memberi peringatan dengan (Kitab) itu dan menjadi pelajaran bagi orang yang beriman.

اِتَّبِعُوْا مَآ اُنْزِلَ اِلَيْكُمْ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَلَا تَتَّبِعُوْا مِنْ دُوْنِهٖٓ اَوْلِيَاۤءَۗ قَلِيْلًا مَّا تَذَكَّرُوْنَ 

3. Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti selain Dia sebagai pemimpin. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran.

Silahkan dicoba, permasalahan apa yang tidak ada jalan keluarnya di Al Quran jika diterapkan sebagai aturan negara yang kemudian dijalankan oleh pemerintah dan rakyat. Allah telah mengaturnya semua untuk kita. 

Kalau saya analisa aturan negara-hukum yang ada saat ini tidak sinkron antara aturan negara, pemerintah dan rakyat yang menjalankannya. Prinsip aturan negara-hukum tidak selaras dengan prinsip rakyat yang mayoritas beragama islam. Akhirnya perintah dan larangan Allah tidak dijalankan sebagaimana mestinya. Banyak yang melanggar karena aturan Allah tidak diterapkan dan ditegakkan sebagaimana mestinya. 

Meskipun penduduk negara Indonesia mayoritas muslim, tapi aturan Allah pada negara hanya dijadikan aturan adat istiadat kepercayaan yang terpisah dari aturan-hukum negara. Padahal mayoritas penduduk Indonesia muslim. Akhirnya aturan-hukum-perintah Allah hanya berjalan separuhnya. Apakah ini yang disebut dengan takwa yang sebenar benar takwa. 

Padahal jelas jelas Allah larang riba', judi, minuman keras, mencuri (korupsi, dll). Coba anda baca Al Quran, apa hukuman orang orang yang melakukan hal tersebut? Apakah hukum Allah di Al Quran diterapkan pada aturan-hukum negara? Tidak! Inilah mengapa saya mengatakan bahwa antara aturan-hukum negara dengan pemerintah dan rakyat yang menjalankannya tidak sinkron, karena beda prinsip aturan dan aturan Allah tidak dijalankan sebenar benarnya.

Untuk mengatasi masalah judi, riba', maling-rampok (korupsi, dll), kesejahteraan, ketidak adilan, dan pelbagai masalah lainnya adalah harus secara keseluruhan, dalam sistem. Al Quran inilah yang harus diterapkan dan dijalankan dalam suatu negara yang saya namakan "one rule, one command" (satu aturan, satu perintah). Allah Tuhannya, pemerintah (pengurus negara) dan rakyat adalah pelaksananya. Jika masih ada yang meragukan Allah dan Al Quran, Allah tantang manusia dan penolong penolongnya untuk membuat semisal Al Quran. Jika mau menantang Allah Tuhan semesta alam, silahkan saja. Allah sudah membuat tantangannya. Siapa berani? Maju dan bertanding. Jangan asal bicara Allah dan Al Quran sok paling bener saja. Aturan siapa yang lebih baik dan benar? Kamukah yang lebih hebat atau Allah lah yang lebih hebat? Ajaklah penolong penolongmu. Jangan satu, dua, atau cuman tiga orang. Seribu orang pun boleh, bahkan seratus ribu orang pun boleh untuk menolong membuat semisal Al Quran. 

Al Baqarah ayat 23-24

وَاِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا فَأْتُوْا بِسُوْرَةٍ مِّنْ مِّثْلِهٖ ۖ وَادْعُوْا شُهَدَاۤءَكُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ 

23. Dan jika kamu meragukan (Al-Qur'an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah jika kamu orang-orang yang benar.

فَاِنْ لَّمْ تَفْعَلُوْا وَلَنْ تَفْعَلُوْا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِيْ وَقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ ۖ اُعِدَّتْ لِلْكٰفِرِيْنَ

24. Jika kamu tidak mampu membuatnya, dan (pasti) tidak akan mampu, maka takutlah kamu akan api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu yang disediakan bagi orang-orang kafir.

Hud ayat 13-15

اَمْ يَقُوْلُوْنَ افْتَرٰىهُ ۗقُلْ فَأْتُوْا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِّثْلِهٖ مُفْتَرَيٰتٍ وَّادْعُوْا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ 

13. Bahkan mereka mengatakan, " (Muhammad) telah membuat-buat Al-Qur'an itu." Katakanlah, "(Kalau demikian), datangkanlah sepuluh surah semisal dengannya (Al-Qur'an) yang dibuat-buat, dan ajaklah siapa saja di antara kamu yang sanggup selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar."

فَاِلَّمْ يَسْتَجِيْبُوْا لَكُمْ فَاعْلَمُوْٓا اَنَّمَآ اُنْزِلَ بِعِلْمِ اللّٰهِ وَاَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۚفَهَلْ اَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

14. Maka jika mereka tidak memenuhi tantanganmu, maka (katakanlah), "Ketahuilah, bahwa (Al-Qur'an) itu diturunkan dengan ilmu Allah, dan bahwa tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri (masuk Islam)?"



Perihal judi Allah berfirman dalam suratNya;

Al Baqarah ayat 219

يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِۗ قُلْ فِيْهِمَآ اِثْمٌ كَبِيْرٌ وَّمَنَافِعُ لِلنَّاسِۖ وَاِثْمُهُمَآ اَكْبَرُ مِنْ نَّفْعِهِمَاۗ وَيَسْـَٔلُوْنَكَ مَاذَا يُنْفِقُوْنَ ەۗ قُلِ الْعَفْوَۗ  كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُوْنَۙ

219. Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang khamar dan judi. Katakanlah, "Pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi dosanya lebih besar daripada manfaatnya." Dan mereka menanyakan kepadamu (tentang) apa yang (harus) mereka infakkan. Katakanlah, "Kelebihan (dari apa yang diperlukan)." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkan,

Terkadang judi tidak hanya untuk memenuhi keperluan hidup tapi juga bersenang senang. Oleh karena itu Allah menganjurkan bagi orang orang yang berkelebihan agar menginfakkan harta mereka dan tidak menggunakannya untuk judi bersenang senang. Berinfak tentu sangat membantu yang fakir dan miskin yang belum berkecukupan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Begitulah Allah mengaturnya. Allah lakukan demi kebaikan seluruh manusia.

Sedangkan surat dan ayat lainnya;

Al Maidah ayat 90

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْاَنْصَابُ وَالْاَزْلَامُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطٰنِ فَاجْتَنِبُوْهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ 

90. Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung.

Sebagai orang orang bertakwa sudah seharusnya judi itu ditutup, pabrik minuman keras ditutup sehingga tidak merenggut korban jiwa dan harta, dan tidak mengundang masyarakat untuk berperilaku demikian (ikut ikutan). Hanya pemerintah (pengurus negara yang bisa melakukannya), kalau masyarakat yang melakukannya justru dituduh melakukan pengerusakan dan main hakim sendiri. 

Oleh karena itu, aturan-hukum, pemerintah dan rakyat harus sinkron agar bisa dikatakan benar benar bertakwa kepada Allah.


Sebagai penutup, marilah kita berdoa kepada Allah agar diberi keberuntungan di dunia dan akhirat dengan limpahan karuniaNya, rahmatNya, nikmatNya.

Rabbana dzalamna anfusanaa wa in lam taghfir lanaa watarhamnaa lanakuunanna minal khaashiriin. 
Rabbana walaa tahmil 'alainaa ishran kamaa hamaltahuu 'alal ladziina min qablinaa rabbanaa walaa tuhammilnaa maalaa thaaqata lanaa bihii wa'fu 'annaa waghfir lanaa war hamnaa antaa maulaanaa fanshurnaa 'alal qaumil kaafiriin. 

Artinya: Ya Allah! Kami telah aniaya terhadap diri kami sendiri karena itu ya Allah jika tidak dengan limpahan ampunan dan rahmatMu niscaya kami jadi orang orang yang sesat. 

Ya Allah Tuhan kami! Janganlah engkau pikulkan atas diri kami beban yang berat sebagaimana yang pernah engkau bebankan kepada orang yang terdahulu dari kami.

Ya Allah Tuhan kami ! Janganlah engkau bebankan atas diri kami apa yang diluar kesanggupan kami. Ampunilah dan limpahkanlah rahmat ampunan terhadap diri kami ya Allah.

Ya Allah Tuhan kami ! Berilah pertolongan untuk melawan orang yang tidak suka kepada AgamaMu. 

Rabbanaa aatinaa fiddun yaa hasanatan wafil aakhirati hasanatan waqinaa adzabannar.

Artinya: Ya Allah Tuhan kami, berilah kami kebahagiaan di dunia, dan kebahagiaan di akhirat, dan hindarkankah kami dari siksa api neraka.

Sebagai penutup, wassalamualaikum wr wb.

Penulis: Raden Yudha Kusuma, SE.