Kapal Perang Yamato

Assalamualaikum wr wb

Meriam sudah tidak asing bagi kita. Meriam sudah digunakan sejak jaman Majapahit dan Belanda. Peninggalannya pun sekarang masih ada. Meriam adalah senjata pelontar bom yang sangat menghancurkan dan mematikan hingga saat ini. Meriam telah diaplikasikan ke berbagai kapal, tembok benteng pertahanan, artileri, dsb. Kemampuannya sudah tidak perlu diragukan lagi meskipun pada zaman sekarang meriam tidak lagi banyak diaplikasikan pada kapal. Peran meriam pada masa kini telah digantikan dengan rudal roket yang jauh lebih akurat dan jangkauannya yang lebih jauh. 

Akan tetapi rudal roket zaman sekarang meskipun canggih luar biasa, penangkalnya pun juga canggih luar biasa. Ada senjata penembak rudal roket (CIWS), ada flare pengacau sasaran rudal roket, ada rudal penembak rudal, ada pengacau sasaran rudal roket dengan serangan elektronik, dsb. Berbeda dengan bom balistik meriam konvensional (tanpa pemandu) yang sulit untuk ditembak jatuh. Bom balistik yang dilontarkan meriam sulit untuk ditembak jatuh meskipun tidak jarang juga bom balistik bisa dieliminasi oleh senjata seperti palank CIWS. Salah satu penangkalnya adalah menembak jatuh dengan senjata palank CIWS dan rudal anti rudal, menghindar, atau menyerang balik. Mungkin itu bukan penangkalnya tapi itu adalah upaya agar kapal tidak terkena bom artileri dan karam, atau tidak ada fasilitas penting di darat yang hancur di bom. Tapi sayangnya senjata meriam besar pada kapal telah dipensiunkan dan dimuseumkan. Sebagai penggantinya, peluru meriam berkaliber besar diganti dengan rudal tak berpemandu. Namun demikian meriam tetap digunakan meskipun berkaliber kecil.

Kira kira, berapa ukuran diameter laras meriam pada kapal perang? Seberapa jauh jarak lempar bom balistiknya? Lets chek it out!

Mauser MLG 27mm
Mauser MLG 27 mm

NG-18 30mm
NG-18

Bofors 57/70 mm MK2
Bofors MK2

Kemampuan Bofors MK2 adalah mampu menembakkan 220 peluru per menitnya. Di dalam Cupola peluru yang siap adalah 40 dalam posisi siap tembak, 40 peluru dalam 2 magazin sekunder, dan 40 peluru dalam 2 magazin tengah dengan 2 jenis peluru.


OTO Melara 76mm
OTO MELARA 76mm


Bofors 120mm
Bofors 120mm


Meriam kaliber 460mm
Kapal perang yang sedang menembakkan meriamnya. 

Kapal dengan meriam kaliber besar sudah tidak ada lagi yang dioperasionalkan pada saat ini. Kapal tersebut telah dipensiunkan dan dijadikan museum. Penggantinya adalah kapal perang dengan rudal balistik roket dengan berbagai ukuran. Contohnya adalah rudal Tomahawk BGM 109, Robot System (RBS) 15.

Rudal RBS 15 yang diluncurkan dari peluncur.

Peran meriam artileri pada kapal telah digantikan dengan rudal balistik tanpa pemandu. Kapal bisa meluncurkan rudal balistik tanpa pemandu ke darat. Dalam sekali serang, per menitnya bisa mencapai puluhan rudal. Tujuan rudal ini sudah jelas adalah target permukaan, terutama darat. Rudal ini apabila diluncurkan dalam jumlah yang sedikit, kemungkinan masih akan bisa dieliminasi oleh rudal anti rudal apabila target serang daratnya memiliki sistem senjata pertahanan udara. Tapi apabila dalam jumlah yang besar, kemungkinan sistem pertahanan udaranya akan kewalahan. 

Namun demikian, bagaimanapun rudal ini akan tetap mampu mengenai target darat apabila ditembakkan, karena hanya segelintir negara yang memiliki sistem pertahanan udara yang banyak dan lengkap serta penuh amunisi. Jumlah amunisi (rudal) sangat menentukan suksesnya menyerang maupun bertahan apabila perang benar benar terjadi. 

Itulah bahasan dalam artikel kali ini. Wassalam.