Gunung meletus. Sudah tidak asing di telinga dan mata orang Indonesia. Terutama sejak sekitar dua puluh tahun yang lalu. Letusan gunung Sinabung di Sumatera, gunung Agung di Bali, gunung Merapi di Jawa Tengah, gunung Bromo di Jawa Timur, dan juga gunung Semeru yang baru baru ini erupsi.

Gunung Semeru Erupsi.

Begitu pula dengan gempa bumi dan tsunami. Gempa bumi Lombok, Sulawesi, Madura, Jawa, dan Bali. Dan yang paling tidak asing lagi adalah gempa dan tsunami Aceh yang menelan korban hingga ratusan ribu orang. Kemudian yang paling sering terjadi juga adalah banjir, banjir bandang, dan tanah longsor yang hampir terjadi di seluruh Indonesia. 

Negeri kepulauan ini hampir semua daratannya dipenuhi oleh gunung berapi. Dan tepinya dikelilingi oleh lautan. Tinggal di negeri ini ada baiknya dan juga ada buruknya. Negeri kepulauan ini indah pemandangannya, kaya akan flora dan faunanya serta kaya akan sumberdaya mineralnya. Ketika alamnya penuh berkah penghuninya bersuka cita, tapi ketika alamnya murka penghuninya musnah dan yang tinggal berduka cita. Ketika alam marah, alam mengeluarkan isi perutnya dalam letusan gunung berapi, menggoncangkan dirinya dengan gempa bumi, dan membersihkan dirinya dengan tsunami. 

Inilah Indonesia, "Land of Fire".

Sejenak manusia perlu berpikir untuk berinstrospeksi akan perbuatannya terhadap alam ini. Alam ini hidup berdampingan dengan kita. Alam ini sudah banyak memberikan berkahnya kepada manusia, tapi sedikit sekali mereka bersyukur kepada Tuhannya. Justru hanya semakin mengeksploitasi dan merusaknya. 

Manusia seharusnya mengerti akan tujuan kehidupan, mengerti akan tujuan hidup, mengerti akan alam ini. Agar manusia bisa hidup berdampingan dengan alam. Hidup berkesinambungan, dan saling melestarikan, bukannya merusak. Semua demi kebaikan manusia itu sendiri.

As Fushilat 9, 10

Katakanlah, "Pantaskah kamu ingkar kepada Tuhan yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan pula sekutu-sekutu bagi-Nya? Itulah Tuhan seluruh alam." Dan Dia ciptakan padanya gunung-gunung yang kukuh di atasnya. Dan kemudian Dia berkahi, dan Dia tentukan makanan-makanan (bagi penghuni)-nya dalam empat masa, memadai untuk (memenuhi kebutuhan) mereka yang memerlukannya.

Lihatlah planet lain. Adakah yang bisa menghidupi manusia ? Sebenarnya sedikit sekali manusia bersyukur pada Tuhannya. Dan yang mereka lakukan hanyalah memenuhi hawa nafsunya dengan mengeksploitasi, merusak, dan bahkan membunuhnya. 

Semua kebutuhan manusia dipenuhi dari alam ini. Daging ikan, daging hewan, sayur dan buah buahan. Alam menyediakannya. Bila alam rusak, manusia hanya bisa mengeluh "hasil tangkapan ikannya sudah tidak seperti dulu, hasil panen sayur dan buahnya tidak sebagus dan sebaik dulu, dll". Itulah yang terjadi jika alam sudah tidak bersahabat lagi dengan manusia. Alam murka. Karena ulah manusia itu sendiri.

Jika manusia ingin hidup lestari, lestarikanlah alam. Jangan merusaknya. Bila ingin memetik hasil lautnya, janganlah berlebih lebihan. Sekadar sesuai keperluannya saja. Begitu pula dengan hasil bumi, sekadar sesuai keperluannya saja, jangan mengeksploitasi secara besar besaran. Seperti membabat hutan demi kayu dan membuka lahan sawit, membakar hutan untuk perkebunan sawit, mengeksploitasi tambang hingga tak ada yang tersisa sama sekali, dsb. Tidak ada keharmonisan, keselarasan, keseimbangan, kesinambungan antara manusia dan alam bila manusia bertindak demikian. Alam akan murka dan manusialah yang akan merana.